Meet for Reason

Selepas berdrama dengan sang dosen pasal skripsi, sore itu Sunoo bergegas menuju cafe yang sudah di janjikannya tadi pagi.

cafe skies

Bersama ojol ia menembus jalanan Jatinangor, tepatnya di antara kampus-kampus terkenal yang ada.


Sesampanya, Sunoo menemukan Sunghoon yang sudah menunggu halaman cafe. “Udah nunggu dari lama kak?” Ucap Sunoo yang merasa tidak enak pada 'kakak tingkatnya' itu

“Iya, Lo nya lama sih.”

“Hehe sorry kak.”

“gapapa santai, sini duduk.”

Suasananya mendadak hening. Hanya ada suara motor-motor yang melintas di jalanan depan cafe dan perpustakaan.

“Jadi... Gimana kak?” Sunoo memulai pembicaraan dengan canggung.

“Ohh iya, sebenernya ga penting-penting amat...” Sunghoon terdiam sebentar. “Lo...anak sastra indo?”

“Iya kak.” Sunoo menjawab dengan sigap, kiranya Sunghoon akan berbicara pasal tadi malam, eh ternyata tidak. Tapi mengapa ia menanyakan ini?

Sunghoon menatap wajah sunoo dengan serius.

Yang di tatap lantas menunduk karena tidak nyaman.

“Jangan nunduk, gua belum selesai ngomong.”

Oke... Kali ini Sunoo tak bisa menolak.

“Lo tau kan gua musik?” Sunoo mengangguk mantap, ia sudah pasti tahu betul siapa Sunghoon ini. Kating Most wanted. Dari maba sampai dosen-dosen pun pasti akan meliriknya.

Sunghoon kembali berujar “Kurang lebih 4 bulan yang lalu, gua dapet email anonymous, isinya dia kurang lebih confess sama gua. Sebenernya udah biasa, tapi yang ga biasanya dia nulis kalimat confess itu kaya yang biasa anak sastra tulis.”

“Lo kenal ga?”

Sunoo lantas kaget, sebab ia tahu betul siapa yang sudah mengirim email tersebut.

“engga anonymous juga sih, nama email nya aku aja

Ahhh benar, yang Sunoo pikirkan tidak salah.

“Noo?”

“Eh iya kak”

“Jadi Lo kenal ga?

“Kayanya engga sih, aku juga ga begitu berbaur sama angkatan sendiri hehe.” Dengan ragu Sunoo harus berbohong.

“Oke deh, kalo lo tiba-tiba tau dia siapa imess gua ya, emmm sama semalem gua minta maaf kalo ada hal aneh yang terjadi, tapi seinget gua engga sih.”

“I-iya gapapa kok kak, semalem juga kak hoon ga aneh-aneh, diem aja...” Jika di ingat tentang kejadian semalam, jujur agak canggung. Sebab bagi Sunoo seorang Park Sunghoon itu tidak mungkin meminum alkohol. Ia sudah tercap sebagai good boy , idaman camer , dan lain-lain.

“Kak hoon..”

“Iya kenapa noo?”

“Kalo boleh tau, semalem kakak kenapa mabuk? Soalnya setau sunoo Kak sunghoon selalu di tampang baik sama orang-orang, jadi kaya aneh gitu kalo bisa minum-minum.” Rasa ingin tahu yang ada di dalam diri sunoo begitu memanas, jadilah ia menceploskan ini.

“Oh itu... Gua sebenernya ada masalah, jadi mau aja.”

Sunoo tampak paham, namun sedikit tidak enak, Karena suasananya menjadi canggung kembali.

“Bilang sama Sunoo kak.”

“Eh gimana?”

Sebenarnya Sunoo tidak harus mengatakan ini, karena bisa saja menyangkut privasi Sunghoon, tapi mau bagaimana lagi, Sunoo sangat ingin menjadi lebih dekat dengan kakak tingkat nya itu.

“Kalo kakak punya unek-unek yang mau di keluarin, bilang aja sama Sunoo. Jangan di lampiasin sama minum. Sunoo seneng kok di jadiin tempat buat cerita, itu juga kalau kak Sunghoon ga keberatan, hehe.”

“Ahahhha iya noo, nanti lagi gua cerita sama lo deh.”

“Nah gitu dong kak.”

Kini suasananya sudah mencair, perbincangan itu pun berlanjut selagi Sunghoon melayani pelanggan nya.

©solthinker