Aphrodite, saya memanggilnya begitu. Manusia baik yang menjaga saya seolah saya kaca paling rapuh. Sahabat terbaik yang selalu mengirimkan ucapan penghujung dan pengakhir hari. Tanpa lelah, penuh doa dan ketulusan.

Sebetulnya garelia, Tapi aphrodite lebih nyaman. Seseorang yang dengan rela meluruhkan segala pertahanan dan menangis tersedu hanya demi saya dan perasaan saya yang egois.

Aphrodite dengar, saya telah mengirimkan doa untuk sang khalik. Doa agar ada laki-laki tampan baik hati yang menyusup kedalam hatimu. Mengobati perlahan luka yang saya berikan, mengembalikan retakan mu menjadi utuh. Lalu menyirami tunas layu mu dengan air surga.

Aphrodite maaf, saya memang sempat mencintaimu. Tapi dia mencuri jantung saya tanpa ijin.